Cerita Bersambung:
Oleh : Deddy S
Dendyra C Esha
Bagian Satu
Siapa nama gadis itu ?
Honda Jass warna merah silver mengkilat itu baru saja melintas berkecepatan
sedang di kaki Gunung Tangkuban Perahu Bandung Utara, lalu berjalan perlahan
kearah Jalan Panorama Pasar Lembang. Dapat dimaklumi semua kendaraan diarea
jalan ini tumpah ruah bermacam kendaraan disamping keluar masuk para pembeli ke
dalam Pasar tradisional itu. Aku yang baru saja selesai makan kupat tahu
dipinggir jalan menuju pasar itu, sekejapan terkesiap melihat siapa pengendara
mobil sedan yang melintas tadi.
“ Ya,Allah, apakah
mataku tak salah melihat pada pengendara sedan tadi ! Bukankah itu, eu …. ?”
kataku spontan keluar. Namun entah bagaimana mendadak ingatanku lupa menyebut
namanya. “Yang dimaksud Aden yang
didalam sedan merah tadi?” mendadak Mang Jali tukang kupat tahu itu menebak apa
yang kupikirkan. “Benar Mang ! Sepertinya Mang tahu. Siapa dia?” tanyaku
secepatnya. Mang Jali tersenyum seakan tahu apa yang dinginkanku lebih jauh
terhadap gadis di sedan merah itu. Aku mendekat padanya agar nama yang siap
disebutkan Mang Jali jelas terdengar. “ Gadis itu bernama Neng Tati. Kebetulan
bila hari Sabtu pagi seperti sekarang ini, si Neng suka berkunjung ke Maribaya
diarah sana itu,” tutur Mang Jali seraya menunjuk. “O,begitu. Apa selain hari
Sabtu,dia suka juga berkunjung ketempat wisata itu, Mang?” tanyaku tergesa
lagi. “Tidak juga, Den. Dia kesana bukan berwisata. Ia berkunjung ke sebuah
Vila didekat lembah Maribaya itu !” Mang Jali menjelaskan. Sesaat kemudian ia
pamit dariku ketika beberapa pembeli kupat tahu memanggilnya. Selesai
mengucapkan terimakasih, aku langsung menghidupkan motor berencana mengejar
Tati. “Aku ingin yakin, apa dia Tati sahabatku yang lima belas tahun tak temu atau
bukan?” tanyaku dalam hati.
Diperjalanan kearah
Kota Bandung, belum juga sampai di Kampung Cidadap, mendadak jalanan macet.
Sekejapan aku kesal dan emosi tanpa sebab disaat penting memburu orang,
tiba-tiba ada gangguan diperjalanan. Brengsek ! Terjadi tabrakkan atau memang
ini macet karena para pejabat dinas pemerintahan mau malam mingguan dengan
Wanita idaman lain di hotel-hotel Bandung Utara? Desisku spontan terucap.
Dugaanku ternyata tak berlebihan selain mobil rentalan yang ditumpangi pejabat
memasuki beberapa hotel sepanjang jalan Bandung Utara, penyebab lainnya
Polisi-polisi setempat sedang melakukan razia pada beberapa kendaraan, tepat
diruas jalan yang membelok. Kataku, pengendara yang tak biasa melewati jalan
ini, mana tahu ada razia di tempat ini. Pintar juga polisi menjebak pengendara
dijalur ini dan yang kena tidak hanya motor, tapi kendaraan mobilpun tak luput dari razia
gabungan ini. Hampir duapuluh menitan terjebak kemacetan, aku telah memasuki
Terminal Ledeng. Tapi terlalu masuk kedalam , aku menepi dipinggir terminal
sejajar dengan pedagang kaki lima yang berjualan mie ayam.
Sejenak beberapa mobil berjenis sedan
kuperhatikan, namun luput sedan yang kuburu tadi sudah tak ada diarea setempat.
Keringat dibadan mulai membasahi pakaian dinasku, sementara mesin motor tetap
hidup. Merasa buruanku sudah tak ada harapan didapat, dengan gerak malas, kaki
kiriku berencana mengoper gigi satu,maksudku mau melaju kearah Buah Batu tempat
kosku. Namun tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara memanggil namaku.
Suara itu tak jelas terdengar, karena panggilan itu berbaur dengan deru mesin
kendaraan yang lalulalang disamping klakson berbunyi nyaring dan kadang tersapu
angin serta debu jalanan yang bertiup tanpa arah. Secepatnya aku menoleh kearah
panggilan tadi. [ Bersambung ke Edisi pekan depan ].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar